Selasa, 13 Maret 2012

Sistem Email Pentagon di Bobol Hacker


Hari Selasa kemarin Pentagon menyatakan bahwa akses ke system email yang tidak terklasifikasi di kantor Sekretaris Pertahanan Robert Gates telah ditembus hacker, tetapi menolak mengomentari laporan bahwa pelakunya adalah Angkatan Bersenjata Cina.Pembobolan keamanan terjadi pada akhir musim semi saat Departemen Pertahanan memonitor penetrasi ke "elemen system email tidak terklasifikasi” (elements of an unclassified e-mail system) yang kemudian segera dipotong, demikian menurut jurubicara Pentagon Bryan Whitman kepada wartawan. System Email yang terletak di kantor sekretaris pertahanan itu kemudian tidak dioperasikan selama lebih dari 3 minggu ini. Whitman mengatakan bahwa tidak ada ancaman (keamanan) terhadap system yang sudah diklasifikasikan. "Tidak ada gangguan (keamanan) operasional atau pengaruh terhadap operasi yang sedang diselenggarakan oleh departemen… semua tindakan pencegahan sudah diambil dan system sudah diperbaiki,” katanya. Whitman menyampaikan hal ini setelah koran The Financial Times mengutip pernyataan resmi mantan dan pejabat resmi Pemerintah Amerika Serikat yang mengatakan bahwa hacker Tentara Pembebasan Rakyat Cina (Chinese People's Liberation Army) menyusup ke jaringan Departemen Pertahanan di bulan Juni dan memindahkan data-data. Cina Membantah "Pemerintah Cina konsisten untuk memberantas dan memerangi kejahatan internet sesuai undang-undang Cybercrime Pemerintah Cina, termasuk hacking," kata jurubicara Menlu Cina Jiang Yu di Beijing."Beberapa orang membuat tuduhan gila kepada Cina, itu sama sekali tidak beralasan dan menggambarkan mentalitas perang dingin," lanjutnya. The Financial Times menyatakan bahwa sumber yang mengetahui insiden Pentagon ini termasuk "sangat tinggi keyakinan... yang mendekati keyakinan penuh" bahwa Tentara Cina adalah pelakunya.Beijing telah meningkatkan anggaran pertahanannya untuk mengembangkan teknologi termasuk kemampuan penguasaan komputer. Tetapi Whitman menolak mengomentari berita tentang tersangka pelaku penetrasi tersebut dan rincian insiden lainnya. "Biasanya sukar menentukan pelaku penerobosan dengan tepat jika peristiwanya baru diketahui," kata Whitman."Meskipun kita memiliki derajat keyakinan siapa pelakunya, misalnya mengkaitkan pelaku dengan aktifitas Pemerintah Negara bagian atau Negara asing, sangat besar kemungkinan bahwa itu tidak terkait" lanjutnya. Setiap hari ratusan Hackers berupaya menerobos Basis Data Global Pentagon, kata Whitman, menambahkan bahwa sebagian besar kasus-kasus itu diserahkan ke petugas hukum Pemerintah Federal dan penyelidik kontra-intelijen. Laporan The Financial Times muncul seminggu setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan tuduhan serupa bahwa hacker Cina telah menyusupkan program mata-mata ke komputer Kementerian-kementerian Pemerintah Jerman. Pada bulan lalu majalah Jerman Der Spiegel melaporkan bahwa diyakini Tentara Cina terkait dengan kebocoran akses di kantor Merkel dan Kementerian Luar Negeri. Pemerintah Cina juga membantah tuduhan itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar